24/07/12

Bapak Java


JAMES A. GOSLING

 

Programmer Senior Java yang jadi seorang “Buronan”
Tahukah Anda Seorang membesarkan Program java yang mana Anda pernah merasakan bahkan tertanam di hard disk anda sehingga anda dapat menikmati fasilitas dalam mengakses kebutuhan yang anda inginkan disadari ataupun tidak.


Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai komputer termasuk telepon genggam. Dikembangkan oleh Sun Microsystems dan diterbitkan tahun 1995. Java tidak boleh disalahpahami sebagai JavaScript. JavaScript adalah bahasa scripting yang digunakan oleh web browser.


“Pertanyaan tentang mengapa saya pergi – meninggalkan Sun Microsystems- adalah hal sulit untuk di jawab: Apapun yang saya katakan, jika saya jujur dan sesuai faktanya, justru akan lebih banyak membawa keburukan daripada kebaikan.”
Kalimat itu adalah salam perpisahan James Arthur Gosling saat meninggalkan Sun Microsystems setelah perusahaan itu dibeli oleh Oracle. Ini merupakan momen yang mengguncang bagi banyak pihak karena Gosling adalah “Bapak Java”, bahasa pemrograman yang menjadi milik Sun yang paling berharga.
Namun, perginya Gosling seharusnya sudah bukan kejutan lagi bagi banyak orang, terutama mereka yang tahu seperti apa Gosling dan seperti apa Sun. Dalam sebuah wawancara dengan Computer Business Review, Gosling mengatakan akan terjadi “prahara budaya” jika Sun bergabung dengan perusahaan IT lain.
Ketika itu Gosling membicarakan kemungkinan dibelinya Sun oleh IBM. “Sudah pasti akan ada prahara budaya. Kami jelas jauh lebih ajaib dari mereka. Kami tumbuh dari segerombolan hippies, bahkan nyaris lengkap dengan hiasan bunga di rambut,” tuturnya.
Rupanya, “prahara budaya” itu punya dampak lebih besar saat Sun akhirnya dibeli oleh Oracle. Gosling adalah tokoh besar ketiga yang meninggalkan Sun pasca akuisisi, sebelumnya pendiri Sun, Scott McNealy dan CEO Sun, Jonathan Scharz telah lebih dulu hengkang. 
Bagai Buronan
Namun Gosling pergi meninggalkan api yang membara. Ia pun bagai seorang buronan politik yang meninggalkan negaranya, senantiasa membuat kritikan pedas pada yang terjadi ditempat asal.


Kritikan Gosling pada Oracle cukup luas, termasuk sindiran pada Larry Ellison pendiri dan bos besar Oracle. “Dia (Larry) adalah seseorang yang membuat bulu kudukku merinding,” sebut Gosling dalam sebuah wawancara dengan e-Week. Di blog pribadinya, Gosling mengadopsi sebutan LPOD (Larry, Prience of Darkness) bagi Ellison. Sebutan itu menurut Gosling bukanlan karangan dirinya, melainkan sebuah sebutan yang memang sudah banyak beredar di Internet.
Gosling merasa Oracle, dan terutama Ellison, terlalu banyak mengatur hal – hal kecil Sun. Ia pun pesimis Java akan berjalan pada rel Open Source yang sesungguhnya dan dilepaskan ke komunitas, di bawah kendali Oracle.
Hal itu yang mendorong Gosling membuat kampanye nekat menjelang pertemuan tahunan JavaOne di San Francisco. Ia merancang sebuah kaos yang intinya mendesak Oracle agar Java segera dibebaskan. Kaos itu bertuliskan ‘Just Free It’, lengkap dengan maskot Java dan tulisan lainnya.
Salah satu versi “nakal” dari kaos kampanye itu adalah gambar wajah Ellison dan tulisan, “We’re long past 1984. It’s time to set Java Free! (1984 sudah lama lewat, saatnya membebaskan Java!). Kaos itu merujuk pada novel 1984 karya George Orwell dan iklan legendaris Apple yang menggunakan simbol – simbol serupa dari novel itu.
Gilanya, Gosling berkeliaran di dekat gelaran JavaOne dengan menggunakan kaos itu. Ia juga berusaha agar pendukung Java mengenakan kaos Just Free It di acara tersebut agar Ellison dan konco – konconya tahu yang diinginkan komunitas.
Namun, keinginan Gosling tak terwujud, kebanyakan engineer yang ditemui Gosling mengatakan mereka memiliki kaos itu namun tak mampu untuk mengenakannya saat JavaOne. “Rupanya, salah satu yang berpameran (di JavaOne) memiliki sekotak kaos “Just Free It” yang sempat dibagikan di booth mereka, sampai hal itu dihentikan oleh thought police,” ujar Gosling, lagi – lagi merujuk pada novel 1984.
Mad Scientist
Dari penampilan fisiknya, Gosling sangat cocok dengan tipikal “mad scientist” alias profesor jenius yang sedikit gila. Pria kelahiran 19 Mei 1955 ini memiliki rambut botak di depan, gondrong di belakang, plus brewok abu – abu yang senantiasa memenuhi wajahnya.
Gosling mengembangkan Java selama karirnya di Sun Microsystems yang dimulai pada 1984 dan berakhir pada 2010. Pada 1994, Gosling membuat rancangan asli Java dan menerapkan compiler serta virtual machine pertama bahasa pemrograman tersebut.
Talenta Gosling pada dunia pemrograman telah lama di pupuk. Ia mendapatkan gelar B.Sc (sarjana) bidang Ilmu Komputer dari University of Calgary pada 1997. Kemudian pada 1993, ia meraih Ph.D (doktor) di bidang yang sama dari Carnegie Mellon University.
Tak sekadar “makan” bangku kuliah, selama periode itu, Gosling menulis beberapa piranti lunak seperti Gosmacs (versi Emacs buatannya sendiri) serta sebuah sistem operasi Unix multi-prosesor, beberapa compiler dan mail systems.
Di Sun Microsystems, Gosling termasuk salah satu seorang generasi awal yang menghuni Sun Labs, sebuah fasilitas riset terapan yang dibuat oleh Sun. Sebagai seorang Distinguished Engineer (semacam gelar yang diberikan Sun pada engineer ngetop mereka) Gosling mengepalai sebuah divisi yang diberi judul “Imagination”.
Dari Sun Labs, Gosling akhirnya melahirkan Java. Ia bersama dengan Mike Sheridan dan Patrick Naugthon mulai menggarap proyek itu pada Juni 1991, awalnya bahasa yang mereka buat dinamai Oak, gara – gara sebuah pohon Oak yang tumbuh di luar kantor Gosling.
Setelah Oak, nama Green sempat melekat pada bahasa pemrograman itu, sebelum akhirnya menjadi Java. Istilah Java di kalangan developer saat itu dikenal sebagai salah satu sebutan untuk kopi.
Oracle vs Google
Kepergian Gosling dari Oracle, pascaakui-sisi Sun, disebabkan oleh beberapa faktor. Esensi dari faktor itu adalah : pertama, Gosling tak merasa cukup dihargai sebagai seorang peneliti senior dan “Bapak Java”. Oracle menempatkan Gosling dalam posisi yang sulit dengan potongan penghasilan yang cukup besar dan tak adanya level “Fellow” di Oracle.
Faktor berikutnya, Oracle menurut Gosling telah mengambil alih kendali pada Java. Ia dan tim merasa tak lagi punya kekuatan untuk mengambil keputusan apapun.
Dan terakhir, Gosling merasa bagai sebuah boneka karena peranannya di Oracle adalah menjadi simbol, maskot, dan juru bicara seputar Java. Hal ini, ujar Gosling dalam sebuah wawancara di eWeek, tidak cocok dengan sifatnya.
Setelah keluar, Gosling pun melihat langkah “terburuk” Oracle ketika perusahaan itu akhirnya menuntut Google terkait penerapan Java pada Android. Oracle menuding Google melakukan pelanggaran hak paten, termasuk diantaranya adalah paten atas nama Gosling.
“(Kejadian itu) bukan kejutan besar. Pada saat rapat penggabungan Sun dan Oracle, ketika kami ditanyai soal situasi paten antara Sun dan Google, kami bisa melihat kilatan di mata para pengacara Oracle. Mengajukan gugatan paten tak pernah ada dalam kode genetik Sun. Sial.” Tulis Gosling dalam blog pribadinya, tak berapa laam setelah Oracle mengajukan tuntutannya pada Google.
Di satu sisi, gosling tidaklah membela Google. Ia merasa, pada saat masih di Sun, ada hal – hal yang dilakukan Google lewat Android yang tidak pas dengan seleranya. Termasuk dalam hal ini fragmentasi platform Android dan masalah komersialisasi.
Di sisi lain, ia merasa Oracle mengambil langkah yang salah dengan melakukan perang di pengadilan. Gosling masih ingat betapa beratnya terlibat dalam tuntutan paten dari IMB terhadap Sun dimasa – masa awal. Ia juga terlibat dalam kasus Anti-Trust Microsoft yang sama – sama membuatnya banyak kehilangan waktu dan produktivitas.
“Tak ada pihak ‘bertopi putih’ dan tak bersalah dalam drama ini. Pertarungan ini bukanlah soal paten atau bahasa pemrograman. Tuntutan itu lebih soal ego, uang dan kekuasaan,” tukas Gosling.
Dari Mana Asal Nama Java ?
James Gosling, bapak bahasa Java, mencoba mengingat – ingat kembali asal – usul nama Java sampai bisa digunakan. Berikut adalah e-mail yang dikirimkan Gosling pada Jonathan Schwartz, salah satu eksekutif Sun (CEO pada 2008 – 2010), yang kemudian diterbitkan Schwartz dalam blognya.

Dari : James Gosling
Tanggal : 24 Agustus 2007;8:16:58 PM PDT
Untuk : Jonathan Schwartz
Judul : Dari Mana Asal Nama Java ?

Ceritanya seperti ini :
Kami butuh sebuah nama. Sebelumnya kami menggunakan ‘oak’ (yang pada dasarnya dipilih oleh saya secara asal saja) dan meskipun tim sudah akrab dengan nama ini, para pengacara trademark mencoret nama itu. Kami pun banyak bertukar e-mail mendebatkan nama yang cocok, tapi tak pernah ada kesimpulannya. Sampai kami ada di posisi yang ganjil. Alasan nomor satu kami tidak bisa merilis produk ini hanya gara – gara belum punya nama.
Orang marketing kami kenal seseorang yang bekerja sebagai ‘konsultan merek’ (saya tidak ingat namanya, tapi orangnya hebat). Kami waktu itu tidak punya uang dan waktu untuk melalui proses penamaan produk yang konvesional. Akhirnya orang itu setuju melakukan hal di luar kebiasaan,tapi efektif dan cepat, ia menjadi fasilitator dalam sebuah rapat yang mengumpulkan sekitar selusin anggota tim di dalam sebuah ruangan, pada suatu sore.
Ia memulai dengan menanyakan pertanyaan seperti “Perasaan apa yang ditimbulkan dari ‘benda ini’? (Jawab : semangat) “Hal apa lagi yang bisa membuat Anda merasa begitu?” (Java!).
Pada akhirnya, melalui proses itu, kami mengisi papan tulis dengan serombongan nama yang pasa dasarnya adalah kata – kata acak saja. Ia lalu menggiring kami dalam sebuah proses penyortiran yang menempatkan kata – kata itu pada sebuah daftar berurutan.
Daftar tersebut, berisi sekitar selusin kandidat nama, akhirnya kami kirimkan ke para pengacara: mereka mulai dari yang paling atas, mencocokkan nama yang lolos pencarian merek dagang.
‘Java’ adalah nama di urutan keempat dalam daftar itu. Nama pertama adalah ‘Slik’, yang saya benci tapi orang lain suka. Favorit saya adalah ‘Lyric’, nomor tiga dalam daftar, tapi ternyata tidak lolos uji para pengacara. Saya tak ingat kandidat nama lainnya apa saja.
Jadi, siapa yang menamai Java ? Rapatnya digelar oleh marketing, dijalankan oleh konsultan,dan ada segerombolan engineer yang meneriakkan kata – kata acak. Sejujurnya, saya tidak yakin siapa yang pertama mengatakan ‘Java’, tapi sepertinya itu adalah Mark Opperman.
Satu hal yang pasti adalah tak ada ‘otak cerdas’ marketing yang menggunakan proses berpikir yang runut dalam membuat nama itu.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar